Resume Program Inovasi Pemerintah Desa Mulyasari Kecamatan Ciampel Kabupaten karawang

Mulyasari (Karawang) - Pemerintah Desa sebagai elemen pemerintahan paling bawah harus mampu melaksanakan tugas-tugasnya dalam membangun desanya dengan memaksimalkan pemanfaatan dan pengolaborasian SDM dan SDA yang ada di dalamnya. 

Setidaknya ada lima bidang pokok yang selama ini telah bergulir dan rutin dilaksanakan oleh Pemerintah Desa, yang dapat dijabarkan secara sederhana sebagai berikut: bidang Pemerintahan, bidang Pembangunan, bidang Kemasyarakatan, bidang Pemberdayaan, dan bidang Penanggulangan Bencana. Di mana semua bidang tercakup di dalamnya, mulai dari sektor ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan sektor lainnya.

Semua bidang tersebut harus mampu ditata sedemikian rupa dan sepenuhnya untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat desa. Tentu saja program pada masing-masing bidang tersebut akan selesai dalam kurun waktu singkat, untuk itu dibutuhkan inovasi agar program tertentu dapat berjalan dengan lebih baik, lebih cepat, dan lebih tepat. Berpijak dari kebutuhan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan jalan inovatif, Bapak H. Margono, Amd. kemudian menggagas beberapa Inovasi Pemerintah Desa.

Inovasi Pemerintah Desa Mulyasari yang digagas beliau terbilang cukup merata dan menyapu semua sektor dan diharapkan mampu menjadi solusi dan terobosan atas terbatasnya program-program reguler (rutin) yang dirasa kurang cekat dalam mengejar solusi yang diharapkan. Beberapa Inovasi Pemerintah Desa Mulyasari, yaitu sebagai berikut:

1. KASINTU (Kegiatan Intervensi Langsung Ibu Hamil Tertentu)
2. SAMAKTA (Sahate Bumela ka Rahayat Desa)
3. JAWARA DESA (Jaga Wibawa Kebudayaan Desa)
4. JAGADMAYA (Jaga Kebersihan Desa Bareng Emak-Emak)
5. BEDAS (Berdayakan Ekonomi Masyarakat Desa)


KASINTU INOVASI KESEHATAN 
Inovasi Kasintu (Kegiatan Intervensi Ibu Hamil Tertentu) merupakan salah satu inovasi kerja yang dilakukan Pemerintah Desa Mulyasari di bidang kesehatan, khususnya ibu hamil dengan kondisi KEK (Kekurangan Energi Kronis) yang dilakukan pada usia kehamilan 6 bulan sampai dengan melahirkan. 

Ibu hamil KEK memiliki potensi besar untuk melahirkan anak-anak yang cenderung akan tumbuh dalam kondisi stunting. Inovasi Kasintu dilahirkan untuk mencegah dan menekan laju pertumbuhan angka stunting.

Dari berbagai faktor penyebab stunting, salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap anak stunting adalah fase kehamilan, kondisi ibu hamil yang sehat dan memiliki kecukupan gizi diharapkan mampu memberikan harapan yang lebih baik agar anak-anak yang terlahir kemudian berada pada kondisi yang sehat dan terhindar dari stunting.


SAMAKTA INOVASI SOSIAL 
Inovasi SAMAKTA (Sahate Bumela ka Rahayat Miskin Desa) merupakan inovasi khusus untuk masyarakat miskin desa yang memiliki keterbatasan dalam banyak hal, terutama tempat tinggal. Program pembangunan rumah tinggal untuk masyarakat miskin jika hanya mengandalkan anggaran resmi pemerintah, akan sangat sulit untuk didistrubusikan kepada masyarakat miskin desa karena terbentu regulasi yang mengharuskan bantuan tersebut disampaikan kepada masyarakat yang memiliki alas hak atas tanah dan SPPT PBB.

Berangkat dari kendala tersebut, Bapak H. Margono, Amd. menghadirkan inovasi Samakta, yakni terobosan yang dilakukan untuk dapat membantu masyarakat miskin tetap memiliki rumah tinggalnya sendiri meskipun rumahnya dalam kondisi numpang (bukan hak milik). Inovasi Samakta ini lahir dari kemurnian hati dan kepedulian yang dalam seorang Kepala Desa kepada masyarakatnya.

Meksipun tentu saja, pelaksanaan inovasi Samakta ini tidak dapat dilakukan secara serentak di semua wilayah Desa Mulyasari, semuanya terlaksana secara bertahap berdasarkan urgensi tertentu yang dipertimbangkan.


JAWARADESA INOVASI BIDANG KEBUDAYAAN
Berbicara perkembangan zaman dan teknologi informasi yang kian transofrmatif bahkan revolusioner dikuatirkan akan mengikis bahkan meng-alienasi kebudayaan lokal desa pada dimensinya yang paling sepi dan paling asing. Melihat kenyataan tersebut, perlu dilakukan  inovasi serius agar generasi di masa mendatang tidak terjerembab pada karakter global dan kehilangan karakter lokalnya.

Kebudayaan lokal desa merupakan identitas, merupakan marwah desa yang harus dimajukan harus dijaga kewibawaannya. Tentu bukan untuk melakukan perlawanan balik atas perkembangan zaman yang tidak mungkin ditampik, melainkan upaya kolaboratif dan kebudayaan lokal dapat tetap memiliki makna di tengah laju teknologi informasi.

Bapak H. Margono,, Amd. menyadari betul bahwa karakter bangsa, karakter generasi yang akan datang tidak boleh tercerabut dari identitas budaya lokalnya. Untuk itu beliau menggagas inovasi bertajuk JAWARA DESA (Jaga Wibaya Kebudayaan Desa).

Inovasi Jawaradesa ini merupakan upaya penyelamatan dan pemajuan kebudayaan yakni dalam bentuk penetapan ekstrakulikuler permainan rakyat di semua Sekolah Dasar yang ada di wilayah Desa Mulyasari. Ketika permainan rakyat mengambil ruang di dunia pendidikan, diharapkan transformasi dan regenerasi budaya tetap terjaga.


JAGAD MAYA, INOVASI BIDANG EKOLOGI
Menjaga lingkungan desa merupakan tanggung jawab setiap orang. Dalam hal ini tentu saja, kadang tidak semua orang memiliki kepedulian dan tindakan yang sama untuk menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing. Untuk itu diperlukan adanya upaya khusus agar lingkungan desa tetap terjaga, setidaknya tetap bersih, terutama dari permasalahan sampah yang terus mengalami peningkatan volume setiap tahunnya.

Jagadmaya (Jaga lingkungan desa bareng emak) dengan pendekatan sosial kultural ini diharapkan mampu menjadi gerakan inovatif untuk menjaga kebersihan lingkungan di wilayah Desa Mulyasari. Selain itu, jagadmaya diiringi juga dengan gerakan pembangunan tempat pemusnahan sampah di masing-masing lingkungan ke-RW-an. 

Penyebaran tempat pemusnahan sampah tersebut diharapkan agar pengelolaan sampah di Desa Mulyasari tidak terpusat melainkan tersebar merata di semua wilayah, sehingga proses pemanfaatan sampah menjadi merata, setiap wilayah memiliki tanggungjawab yang sama untuk menjaga wilayahnya masing-masing.


BEDAS (Berdayakan Ekonomi Masyarakat Desa)
Gerakan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa ini dimotori oleh KDMP Mulyasari dan BUMDes Raja Desa. Kolaborasi keduanya tentu sangat diharapkan mampu mendorong pelaku usaha lokal maupun UMKM untuk lebih maju dalam usahanya.

Bentuk inovasinya mungkin sederhana, hanya dalam bentuk pelengkapan administratif (Domisili, NIB, PIRT, label halal) atau peningkatan kapasitas SDM berupa pelatihan, atau juga branding produk dengan perbantuan pembuatan desain kemasan, juga ada pemberdayaan bidang pemasaran dengan memperkenalkan produk UMKM atau pengusaha lokal pada jaringan yang lebih terbuka dengan melibatkan pihak ketiga.



Kelima inovasi Pemerintah Desa Mulyasari tersebut, tentu saja belum sempurna. Masih butuh proses panjang untuk dapat menggapai tujuan-tujuan sejatinya, akan tetapi dengan hadirnya gagasan inovatif itu Pemerintah Desa Mulyasari ingin selalu ada bersama masyarakat desa, menjadi bagian dari perubahan yang hanya bisa diwujudkan secara bersama-sama, perubahan menuju Desa Mulyasari mandiri.





Posting Komentar

0 Komentar